Rabu, 02 Juli 2014

Konsep Diri Bangsa Indonesia

Konsep Diri Bangsa Indonesia

Hampir semua hasil penilitian dipublikasikan dalam bahasa Inggris, apakah survey, jurnal, bahkan buku-buku litelatur yang dianggap bermutu itu jika ditulis dalam bahasa Inggris. Lebih parahnya lagi bahwa konsep diri Bangsa Indonesia ini selalu dalam posisi sakit dan tidak pernah memunculkan sikap positif, malah lebih ngetrend bila mampu menunjukkan kesalahan dan kekuarangan para pendahulunya. Hampir tidak pernah ada orang yang mampu dan rela memunculkan kebaikan dan kelebihan para pejuang terdahulunya. Malah sudah terobsesi pimpinan dan pejuang yang dulu adalah dipersepsikan jelek dan yang baik adalah orang yang sekarang ada.
Mungkinkah itu salah satu pengaruh terlalu banyak dicekoki oleh hasil penelitian yang selalu memposisikan bangsa Indonesia dalam grade yang rendah, apakah dalam bidang pendidikan, intelektual, moral, kebersamaan ataupun dalam menemukan ide dan gagasan. Termasuk sering menjual posisi kemiskinan berada pada rangking 117 di bawah Vietnam, sehingga tidak muncul rasa optimisme dan motivasi untuk menjual ide dan gagasan.
Nilai-nilai Luhur Bangsa Indonesia
Generasi saat ini harus bangkit dan semangat menggulirkan ide dan gagasan bahwa jati diri bangsa ini sangat mulia dan merupakan potensi besar, asal melupakan pesanan Orang Barat yang menuduh bangsa Indoensia yang jahat dan binal. Ingatlah bahwa orang Asia itu senang perdamaian, menghormati para leluhur, moral dan etika selalu dijadikan acuan, senang tolong menolong. Sangat beda dengan bangsa Barat yang selalu memilih perang, semua orang dianggap sama dengan jargon demokrasi, etika dan moral dikesampingkan dengan jargon HAM. Padahal anak-anak Orang Amerika lebih bandel dan tidak hormat pada orang tuanya dibandingkan dengan Anjing piaraannya.
Apabila semua bangsa Indonesia berkehendak kuat untuk memupuk kebersamaan dan kegotong royongan , maka konsep dirinya harus sehat dengan mengembangkan rasa optimistic. Bahkan mencintai perdamaian. Berarti harus ada kesepakatan dan saling pengertian, tidak merasa menang sendiri, tidak merasa benar sendiri.
konsep diri yang sehat !
  1. Percaya diri
  2. Tidak pemalu
  3. Tidak ragu-ragu dalam tingkah lakunya
  4. Mudah diajak maju
  5. Keputusan yang diambil berdasarkan pemikiran yang matang dan rasional
Dalam buku modul Bina Keluarga Balita terbitan tahun 2007 halaman 29 dijelaskan bahwa salah satu contoh konsep diri sehat yaitu: “Walau saya tidak cantik tetapi saya mempunyai kemauan yang dapat dibanggakan, Anak sehat. Meskipun saya sibuk bekerja, tetapi saya dapat mengatur waktu sehingga anak-anak baik laki-laki maupun perempuan tetap dengan saya” Dengan demikian harus mulai dikurangi mengekpose dan tidak mempublikasikan posisi bangsa Indonesia berada di bawah bangsa Asing. Kecuali bila ingin dijajah kembali dari segi politik, ekonomi, sosial, budaya ataupun kewilayahan. Karena hanya dengan percaya diri sesuatu bisa dilakukan. Namun bila seluruh media cetak dan elektronik hanya mampu menayangkan akhlak yang jelek dan menampilkan korban-korban politik bangsa asing, maka bangsa Indonesia akan terus tersungkur dalam keterpurukan.
Apalagi bila orang-orang yang cerdas, pandai dan punya ide dan jasa terhadap bangsa ini di “napikan” jasanya. Sehingga akan terjadi homo homoni lopus dan hilangnya rasa percaya diri. Apalagi hanya membanggakan investor asing masuk yang tidak diimbangi dengan kearifan dan budaya lokal. Maka tunggulah kehancurannya. Relakah bangsa ini saling hujat dan saling membukakan aibnya di depan publik?



Bangkit Keluar dari Kemiskinan
Bangsa Indonesia sejati tidak pemalu dengan sebutan negara miskin, negara tidak bermutu, tapi bagaimana semua bangkit semangat untuk keluar dari kemiskinan melalui kebersamaan dan kemandirian. Seperti yang telah dicontohkan oleh para pendahulu, seperti halnya Presiden Soekarno telah mampu membawa bangsa ini pada alam kemerdekaan yang berdaulat dengan prinsip gotong royong. Marilah contoh Presiden Soeharto telah mampu mengangkat Indonesia dimata dunia dengan keberhasilan pengendalian penduduk dan swasembada pangan dengan konsep trilogi pembangunannya. Mari contoh Presiden Habibie dengan kemajuan teknologi pesawat terbang yang mendunia serta membuka kemerdekaan berserikat dan berpendapat untuk menentukan nasibnya sendiri. Mari contoh Presiden Abdurahman Wahid dengan konsep desentralisasi serta memperhatikan kenaikan gaji para penyelenggara negara. Mari contoh Presiden Megawati yang melahirkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003. Marilah contoh Presiden Susilo Bambang Yudoyono yang membuat perdamaian dan ketenangan bagi orang Aceh dari konflik dan korban Tsunami.
Saling Menghargai
Sudah waktunya saling mengungkap kelebihan dan keunggulan dari bangsa sendiri. Jangan terlalu percaya dengan bangsa asing. Konsep diri yang sehat adalah tidak ragu-ragu dalam tingkah lakunya. Jika bangsa ini terus ragu dan bimbang untuk bertindak karena diamang-amang dengan jargon teroris, narkoba, korupsi. Dengan melupakan keyakinan beragama bahwa setiap “jodo, pati, bagja, cilaka” telah diatur oleh Allah SWT. Maka hidup ini akan terus terombang-ambing dengan perasaan traumatik yang disebabkan oleh berubahnya sistem nilai. Sehingga “nu teu mais teu meuleum” harus mampertanggung jawabkan kedholiman orang lain.
Kenapa tidak boleh ragu-ragu dalam bertingkah laku!, Karena beban psikis akan menguras tenaga dan pikiran sehingga produktivitas akan menurun. Sedangkan kemanjuan bangsa Indonesia ini tidak hanya cukup dengan mengenang masa lalu dan berangan-angan dalam impian, dengan melupakan kenikmatan yang sedang terjadi. Sehingga potensi dan kekayaan alam ini dikuras habis oleh bangsa asing. Yang jadi korban anak cucu harus menanggung akibat dari perang dingin dan perang urat syaraf di era global yang border line. Konsep diri yang sehat akan mengambil keputusan berdasarkan pemikiran yang matang dan rasional. Walaupun resiko dari sebuah keputusan itu tidak akan sempurna dan mungkin saja salah. Dari kesalahan itu bisa saja dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab untuk memeras karena dianggap menyalahi prosedur dan aturan. Disinilah perlu tawakal pada Allah SWT, karena manusia tidak sempurna dan tidak mungkin keputusan itu memuaskan semua pihak.

Kasus Ilmu Budaya Dasar

Ilmu Budaya Dasar



Studi kasus 1
1.Etika adalah suatu sikap dan perilaku yang menunjukkan kesediaan dan kesanggupan seseorang secara sadar untuk mentatati ketentuan dan norma kehidupan yang berlaku dalam suatu kelompok masyarakat atau suatu organisas.dalam studi kasus ini Intinya bahwa seorang Pelamar seorang Manager haruslah memiliki persyaratan seorang profesional yang mendapat kepercayaan publik atau masyarakat yang dilayani. dia dipercayai dan diandalkan memiliki keahlian dan keterampilan yang dibutuhkan masyarakat. lebih dari itu seorang aparatur yang profesional dipercaya masyarakat karena mempunyai komitmen moral,/etis, serta bertanggungjawab penuh atas pekerjaannya kepada publik (Public Accountability).

Studi kasus 2
1.Korea
Pakaian tradisional Korea disebut Hanbok (Korea Utara menyebut Choson-ot). Hanbok terbagi atas baju bagian atas (Jeogori), celana panjang untuk laki-laki (baji) dan rok wanita (Chima).
Orang Korea berpakaian sesuai dengan status sosial mereka sehingga pakaian merupakan hal penting. Orang-orang dengan status tinggi serta keluarga kerajaan menikmati pakaian yang mewah dan perhiasan-perhiasan yang umumnya tidak bisa dibeli golongan rakyat bawah yang hidup miskin.
Dahulu, Hanbok diklasifikasikan untuk penggunaan sehari-hari, upacara dan peristiwa-peristiwa tertentu. Hanbok untuk upacara dipakai dalam peristiwa formal seperti ulang tahun anak pertama (doljanchi), pernikahan atau upacara kematian.
Saat ini hanbok tidak lagi dipakai dalam kegiatan sehari-hari, namun pada saat-saat tertentu masih digunakan.
2.Indonesia
Sumber daya alam minyak bumi,timah, gas alam,timah kayu, batu bara, emas dan perak dengan pembagian lahan terdiri dari tanah pertanian sebesar 10%, perkebunan, padang rumput sebesar 7%, hutan dan daerah berhutan sebesar 62%, dan lainnya sebesar 14% dengan lahan irigasi seluas 45.970 km.
3.Padang
Penduduk Padang sebagian besar berasal dari etnis Minangkabau. Orang Minang di Kota Padang merupakan perantau dari daerah lainnya dalam Provinsi Sumatera Barat. Pada tahun 1970, jumlah pendatang sebesar 43% dari seluruh penduduk, dengan 64% dari mereka berasal dari daerah-daerah lainnya dalam provinsi Sumatera Barat. Pada tahun 1990, dari jumlah penduduk Kota Padang, 91% berasal dari etnis Minangkabau.

4.Korupsi
Korupsi memerlukan dua pihak yang korup: pemberi sogokan (penyogok) dan penerima sogokan. Di beberapa negara, budaya penyogokan mencakup semua aspek hidup sehari-hari, meniadakan kemungkinan untuk berniaga tanpa terlibat penyogokan.


5.Pria wangi rambut klimis
Agama Islam mengajarkan kepada kita agar senantiasa tampil rapid an menarik.  Artinya, setiap saat kita boleh berhias sekedar untuk membuat kenyamanan bagi diri sendiri dan oran lain yang memandangnya.  Misalnya, menyisisr atau memotong rambut dan merapikannya, membersihkan pakaian dan menyetrikanya, dan sebagainya.